BI Gelar Angkringan Digital 2022 di Sam Poo Kong Semarang
ZONAPASAR.COM, SEMARANG – Bank Indonesia Jawa Tengah terus menggenjot penggunaan QRIS sebagai sarana transaksi digital masyarakat yang praktis, mudah, aman, dan cepat. Salah satu upaya akselerasi digitalisasi dan membiasakan masyarakat bertransaksi digital ditempuh lewat penyelenggaraan ‘Angkringan Digital QRIS 2022’, pada Minggu (3/7/2022), di Sam Poo Kong Semarang.
Angkringan Digital dikemas dengan kegiatan FunRun 5K yang diikuti 1.500 peserta, Bazar Kuliner, Penampilan Finalis Angkringan Komedi, dan Wisata Edukasi Cinta Bangga Paham Rupiah. Ada pula spesial performance dari HIVI dan Soegi Bornean.
Angkringan Digital tahun ini sekaligus bertepatan juga dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Bank Indonesia yang ke-69 yang mengusung tema ‘Mendorong Talenta Bank Indonesia menjadi Insan Bank Sentral Digital Masa Depan yang Kredibel untuk Menjaga Stabilitas dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Menuju Indonesia Maju’.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwi Saputra mengatakan, sering dengan perkembangan perekonomian yang mengarah pada digital ekonomi, Bank Indonesia telah mencanangkan diri sebagai Bank Sentral Digital Masa Depan. Hal ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa digitalisasi ekonomi dapat meningkatkan efisiensi dalam proses kerja di berbagai sektor perekonomian.
“Selain itu juga mampu menjawab berbagai tantangan yang selama ini belum dapat diatasi oleh pola-pola perdagangan yang masih bersifat manual,” katanya.
Dengan digitalisasi, lanjutnya, maka kegiatan ekonomi menjadi lebih cepat, lebih efisien, dan memerlukan proses yang lebih singkat. Digitalisasi pembayaran menjadi penting karena trend perkembangan digital marketing dan digital banking.
“Digitalisasi keuangan pemerintah penting untuk good governance dan percepatan penyerapan anggaran pembangunan. Digitalisasi UMKM dan pembayaran juga akan menahan perlambatan ekonomi pada saat pandemi,” ujarnya.
Dijelaskan, sejak diluncurkan pada 2019, pengguna QRIS di Jawa Tengah hingga bulan Mei 2022 sudah mencapai 1.072.666 orang dari target pengguna sebanyak 2.163.000 orang. Adapun pertumbuhan jumlah merchant per Mei mencapai 183,94% (ytd), dibanding akhir tahun lalu.
“Sedangkan pertumbuhan nominal transaksi per Maret sudah mencapai 59,49% (ytd), dibanding akhir tahun, dengan pertumbuhan volume transaksi per Maret sebesar 50,81%(ytd), dibanding akhir tahun,” jelasnya.
Menurutnya, di Jawa Tengah penggunaan QRIS sudah dapat ditemui pada transaksi jual-beli di toko tradisional dan modern, pembayaran transportasi umum, pembayaran pajak dan retribusi Pemda, hingga donasi sosial. Tercatat, terdapat 1.422.406 merchant QRIS di Jawa Tengah pada Mei 2022.
“Di lain sisi, terjadi pertumbuhan transaksi QRIS sebesar 306,1% (yoy) menjadi sebesar Rp232 miliar pada Maret 2022,” ungkapnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut, Anggota Komisi XI DPR RI, H. Musthofa; Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, S.E., M.M.; Direktur Pengawasan LJK OJK Kantor Regional 3, Heru Prasetio; Ekonom Ahli Senior Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ryan Rizaldy; Kepala Bank Indonesia Solo, Nugroho Joko; Kepala Bank Indonesia Tegal, M. Taufik Amrozy; Kepala Bank Indonesia Purwokerto, Rony Hartawan; serta Pimpinan Perbankan; dan Peserta Angkringan Digital 2022.
Anggota Komisi XI DPR RI, H. Musthofa menuturkan, saat ini perkembangan teknologi di era milenial tidak perlu lagi membawa uang kesana kemari. Dengan sistem pembayaran digital QRIS ini menjadi cara yang tepat, aman, cepat dan mudah bagi siapapun untuk bertransaksi dimana pun dan kapanpun.
“Sekarang semua orang sudah pegang handphone, dan setiap waktu pasti liat handphone. QRIS bisa menyatu di handphone, transaksi dalam satu genggaman saja,” tandasnya.
Sebagai anggota Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan, Mustofa pun ingin memastikan program QRIS ini bisa terus berjalan dengan baik.
“Pastikan Jateng ini bisa jadi contoh penggunaan QRIS bagi masyarakat di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Hal senada dikatakan Sekda Provinsi Jawa Tengah, Sumarno. Pihaknya pun mendorong masyarakat dan UMKM untuk bisa pakai QRIS dalam bertransaksi. Bahkan, pihaknya akan berupaya mendorong institusi di lingkungan Pemprov Jateng untuk turut memanfaatkan penggunaan QRIS.
“Pembayaran mudah, cepat, aman, dan sekarang kemana-mana tidak perlu pegang uang tunai, jadi sekaligus menghindari penggunaan uang palsu, aman bagi para kasir. Pakai QRIS, tinggal scan saja. Mari kita dukung perkembangan QRIS di Jateng,” tukasnya.
Sementara, meski transaksi digital terus digencarkan, namun Bank Indonesia tetap mengeluarkan gerakan Cinta, Bangga, dan Paham (CBP) Rupiah. Sebagai salah satu bentuk kedaulatan bangsa Indonesia, kita harus dapat memperlakukan Rupiah sebagaimana mestinya.
Wujud dari Cinta Rupiah adalah dengan memperlakukan uang Rupiah secara layak, tidak merusak bentuk, dan menjaga diri dari kejahatan uang palsu. Bangga Rupiah adalah dengan menggunakan uang Rupiah sebagai alat pembayaran sah yang harus diterima dari Sabang sampai Merauke, baik dalam bentuk digital atau non tunai maupun dalam bentuk tunai. Sedangkan Paham Rupiah artinya paham dalam bertransaksi, paham dalam berbelanja, dan paham dalam berhemat.
Dalam kegiatan Angkringan Digital juga dilakukan launching ‘Pasar Siap QRIS’ pada 15 pasar tradisional di Jateng. Pasar tersebut antara lain Pasar Johar, Peterongan, Pedurungan, Gayamsari, Kliwon, Karangjati (Semarang), Pasar Manis, Sumpiuh, Buntu, Wangon (Purwokerto), Pasar Nusukan, Klewer, Gede (Solo), dan Pasar Podosugih, Subah.(ule)