Ganjar Dorong Jajarannya Gunakan Cara Komunikasi Milenial
SEMARANG- Di era milenial, tak zamannya berkomunikasi satu arah. Untuk itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terus menekankan jajarannya untuk menyampaikan informasi dengan lebih luwes.
“Publik butuh tahu cara komunikasi yang lebih kekeluargaan, dengan diksi-diksi baru yang bisa nyantol dan makjleb. Bukan bahasa-bahasa provokatif, keras,” kata Ganjar Pranowo, Kamis (20/9).
Dengan komunikasi kekeluargaan, imbuh dia, obrolan yang terbangun akan lebih ringan dan berisi. Dia mencontohkan pembahasan angka kemiskinan di Jateng yang saat ini trennya menurun. Pemerintah mesti menyampaikan dengan menunjukkan bukti-buktinya. Dari obrolan itu, tentu juga akan diketahui sektor-sektor yang perlu peningkatan.
“Kita memperbincangkan angka kemiskinan yang memang turun bagus dengan menunjukkan bukti-bukti. Ngobrol pelakunya seperti apa, kondisinya seperti apa, meskipun (masyarakat) bisa tahu juga yang belum berhasil, mesti kita akui. Masyarakat itu seneng lho kalau pemerintah mengakui apa adanya. Dan mereka ngerti kok. Ini manusiawi. Tidak bisa selesai satu hari,” urai ayah satu putera itu.
Cara-cara yang lebih milenial, lanjut Ganjar, memang mesti dimasukkan ke masyarakat dengan menggunakan teknologi informasi (TI). Prinsip yang mesti dipegang teguh dalam berkomunikasi menggunakan TI adalah tidak menyampaikan informasi hoaks.
“Kemarin saya tuliskan di medsos saya, gambar Pak Jokowi sama Pak Prabowo. Terus kemudian Pak Jokowi lagi selfie. Silakan anda berkomentar. Menurut saya kok asyik. Menurutmu bagaimana? Tapi dilarang nyinyir, dilarang negatif dan tunjukkan kehebatan dua orang ini dalam hal yang positif. Netizen ternyata menyampaikan hal positif,” cerita dia.
Feed back positif itu, menurut Ganjar, memiliki makna, tokoh-tokoh yang bisa menyampaikan hal baik, mesti ikut bicara, mengarahkan dan menyemprit. Jangan sampai obrolan netizien offside, karena komentar ngawur. Sebab, hal itu berpotensi merugikan semua pihak. (ZP/05)