Ganjar Minta Walkot Semarang Mulai Kaji Penerapan PSBB
SEMARANG – Setelah Kota Tegal ditetapkan berstatus Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Pemkot Semarang makin tegas dan keras menerapkan psycal distancing. Ganjar pun menginstruksikan Walikota Semarang untuk menghitung kemungkinan pemberlakuan PSBB.
Kementerian Kesehatan telah memutuskan penerapan PSBB di Kota Tegal karena terjadi lonjakan kasus positif COVID-19 yang signifikan. Menyikapi hal tersebut, Ganjar mengatakan agar kota lain yang mengalami lonjakan kasus sangat tinggi mesti mengantisipasi, khususnya Kota Semarang.
“Saya kira Kota Semarang harus mencermati betul-betul. Semarang ini sudah masuk kategori merah juga. Jadi harus hati-hati. Kalau kemudian kita tidak bisa mengendalikan akan bisa menambah jumlah pasien,” kata Ganjar, Jumat (17/4).
Ganjar mengatakan dirinya resah jika melihat kondisi Kota Semarang dalam pencegahan penularan COVID-19 ini. Karena selama 25 hari bersepeda keliling Kota Semarang, dirinya melihat masih banyaknya kerumunan di berbagai tempat. Bahkan sampai larut malam pun, cafe-cafe di Semarang masih ramai pengunjung.
“Ini diperlukan tindakan makin tegas dan keras Agar semua mengerti karena malam cafe masih buka dan banyak yang nongkrong. Pagi-pagi saya keliling, sudah 25 hari saya keliling untuk ngecek dan suasana keramaian itu masih ada,” katanya.
Ganjar pun berharap masyarakat di Kota Semarang semakin keras usahanya dalam mencegah persebaran virus yang telah merenggut ratusan ribu nyawa itu.
“Kita semua minta bantuan, pakai masker, jaga jarak, jangan keluar rumah kalau tidak penting. Hentikan tongkrang tongkrong haha hehe. Sekali lagi hentikan itu agar kita sehat semua,” katanya.
Selain upaya tersebut, Ganjar juga berharap masyarakat memberi dukungan penuh pada tenaga medis, khususnya saat memeriksakan diri. Hal tersebut Ganjar utarakan sebagai cerminan kasus 46 tenaga medis RSUP dr Kariadi yang positif COVID-19 karena ketidakjujuran seorang pasien.
“Dan itu membahayakan lini terakhir kita, di mana kalau kita gagal, kita tidak bisa menjaga diri melindungi diri kita sendiri maka semua akan lari ke rumah sakit. Artinya dokter dan perawat akan kewalahan. Maka itu sangat membahayakan,” katanya.
Agar semua hal tersebut lebih efektif, Ganjar pun telah menginstruksikan Walikota Semarang untuk melakukan kajian dan perhitungan, kemungkinan penerapan PSBB. Kajian dan perhitungan itu menyangkut aspek sosial ekonomi, transportasi, logistik sampai keamanan.
“Segera dikaji, segera dihitung persebarannya seperti apa, percepatannya seperti apa. Begitu itu terlihat drastis dan persebarannya semakin luas, tidak usah ragu-ragu (mengajukan penerapan PSBB),” katanya. (ZP/06)