Gelar Leadership Camp, PGN Dorong Generasi Milenial Kuasai Teknologi Energi Terbarukan
SEMARANG- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menjalankan komitmen perusahaan untuk mencetak generasi muda calon pemimpin bangsa dengan menggelar kegiatan “Leadership Camp 2018” di kota Semarang, Jawa Tengah, pada tanggal 28 Juli 2018 yang dibuka oleh Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama.
“Kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memberikan motivasi bagi generasi muda Semarang dan sekitarnya dalam menjalankan roda pemerintahan dan bisnis di masa depan,” ujar Rachmat, Sabtu (28/7).
Salah satu mata acara PGN Leadership Camp 2018, adalah Seminar Nasional bertajuk “Peran Pemuda Millenial sebagai Perekat Persatuan dan Kesatuan melalui Upaya Kemandirian di Bidang Energi, Kewirausahaan, dan Wawasan Kebangsaan”.
Dalam seminar tersebut, Direktur Utama PT Permata Graha Nusantara, yang merupakan anak perusahaan PGN yang bergerak di bidang jasa dan services, Baskara Agung Wibawa, didapuk menjadi pembicara, bersama Wakil Rektor UNDIP Bidang Komunikasi dan Bisnis, Budi Setiyono dan Ketua Dewan Pengawas KSE Satriadi Indarmawan.
Dihadapan 224 anak muda yang menjadi peserta seminar, Baskara mengatakan salah satu tugas utama generasi Millenial Indonesia adalah menciptakan kemandirian di bidang energi dalam jangka panjang. Menurutnya, tugas tersebut jauh lebih kompleks dibandingkan yang dilakukan oleh para pendahulu mereka.
Pasalnya, para pemuda dituntut untuk bisa menguasai teknologi guna memproduksi energi baru dan terbarukan yang terkandung di dalam negeri. Energi yang tidak akan habis karena diproduksi secara alamiah seperti panas bumi, energi angin, maupun energi air itu nantinya akan menggantikan peran energi berbasis minyak bumi yang selama ini banyak diimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Dalam 10-12 tahun ke depan minyak bumi Indonesia diperkirakan akan habis. Sehingga Indonesia akan sangat bergantung pada BBM impor. Agar Indonesia bisa daulat energi, tugas generasi Zaman Now adalah mempelajari teknologi pengembangan energi terbarukan di Indonesia, karena suatu saat pasti mereka yang menguasai ilmu tersebut banyak dibutuhkan,” kata Baskara.
PGN sendiri berupaya mewujudkan visi kemandirian energi pemerintah dengan memperluas pemanfaatan gas bumi sebagai energi baik yang ramah lingkungan ke masyarakat.
“Kepada calon pelanggan rumah tangga maupun industri, kami selalu mengampanyekan bahwa gas bumi ini memiliki emisi gas buang dan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan energi fosil atau BBM. Sehingga semakin banyak yang tertarik untuk memanfaatkan gas bumi,” kata Rachmat.
Menurutnya, tantangan utama bagi PGN dalam menambah jumlah pelanggan adalah pembebasan lahan untuk membangun pipa transmisi dan distribusi gas bumi. Ia meyakini kesulitan tersebut dapat teratasi dengan adanya integrasi PT Pertamina Gas (Pertagas) ke PGN beberapa waktu lalu. Sebab, infrastruktur jaringan pipa yang selama ini dibangun secara terpisah oleh 2 perusahaan hilir gas terbesar di Indonesia, kini bisa disatukan menjadi lebih luas lagi.
Sampai akhir kuartal I 2018, panjang pipa gas yang dimiliki PGN mencapai lebih dari 7.453 km atau setara dengan 80% pipa gas bumi nasional. Dari infrastruktur tersebut, PGN menyalurkan gas bumi ke 196.221 pelanggan industri maupun rumah tangga. Sementara panjang pipa yang dikelola Pertagas mencapai 2.438 km. Dengan integrasi kedua perusahaan tersebut, maka PGN akan menguasai infrastruktur jaringan pipa gas bumi di Indonesia sebesar 96%. (ZP/05)