Industri Kecil di Semarang Belum Terkena Dampak Pelemahan Rupiah
SEMARANG- Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang mengemukakan, kondisi mata uang rupiah yang nyaris menembus Rp 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu terakhir, belum memberikan dampak bagi pelaku industri kecil menengah (IKM) di Kota Semarang.
“Insyaallah tidak,” kata Kepala Dinas Perindustrian Kota Semarang, Nurjanah di sela – sela kegiatan penyerahan fasilitas bantuan mesin dan peralatan dari Kementerian Perindustrian RI kepada IKM di Kota Semarang di Kantor Kecamatan Semarang Barat, Semarang, Jumat (7/9).
Nurjanah mengatakan, IKM di Kota Semarang tidak terdampak pelemahan rupiah kerena lebih banyak menggunakan bahan baku lokal. Disebutnya pasokan bahan baku lokal sangat cukup bahkan semuanya ada.
“Sebagian besar (bahan baku) lokal, misalnya di industri bandeng, pelaku usaha menggunakan murni lokal. Bandeng ada dari Semarang, ada dari Juwana, dan juga untuk bumbu – bumbu di Semarang ada. Artinya dari Indonesia, bukan dari luar negeri (impor),” ujarnya.
Nurjanah menambahkan, saat ini kendala IKM di Kota Semarang lebih kepada modal usaha dan pemasaran produk. Namun, lanjutnya Dinas Perindustrian Kota Semarang telah menyiapkan beberapa langkah agar IKM di Semarang bisa lebih maju.
“Sekarang untuk permodalan sudah ada kebijakan tentang kredit wibawa dengan bunga ringan. Sedangkan untuk pemasaran kami bekerjasama dengan e-commerce yang ada dan juga Kementerian Perindustrian dan Pemerintah Provinsi sudah membantu pemasarannya,” terangnya.
Dia melanjutkan, perkembangan IKM di Kota Semarang terus mengalami peningkatan, bahkan saat ini jumlahnya telah mencapai 3.770 IKM. (ZP/05)