Pelemahan Rupiah Belum Pengaruhi Bisnis Hotel
SEMARANG- Direktur Utama Dafam Property Indonesia Billy Dahlan mengatakan, para kontraktor menjadi yang paling banyak terkena imbas belum menguatnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Pasalnya, sebagian kontraktor harus mengimpor bahan baku.
“Dari sisi pembangunan cukup terpengaruh, khususnya di kontraktor,” ujar Billy, Jumat (5/10.
Billy mengemukakan, sektor industri yang lebih banyak melakukan impor memang otomatis akan terimbas melemahnya rupiah. Harga bahan baku sudah jelas akan naik sehingga para kontraktor harus mengeluarkan biaya tambahan.
Dilanjutkan, meski saat ini Dafam tengah gencar membangun beberapa hotel, belum ada dampak signifikan. Pasalnya beberapa hotel yang dibangun merupakan kontrak yang sudah lama sebelum rupiah melemah.
“Kalu di kita kan udah kontrak, buat enam bulan sebelumnya atau satu tahun sebelumnya, sehingga kita relatif aman,” ucapnya.
Dia pun menyarankan, agar para kontraktor melakukan penyesuaian dengan nilai dolar saat ini agar tidak terlalu banyak merugi.
“Kontraktor yang belum mulai membangun kita sarankan RAB atau perencanaannya bisa diubah dengan mengikuti dolar, jadi ada persiapan, tapi kalau belum mampu ya ditunda dulu,” jelasnya.
Sementara itu, hingga saat ini Dafam masih membangun beberapa hotel yang tersebar dari Jakarta, Yogyakarta, Kulonprogo, Jember dan Surabaya.
“Kita baru proses membangun ada 5, di Jakarta, Yogyakarta, Kulonprogo, Jember, Surabaya. Sedangkan yang sudah operasional ada 25,” tutupnya. (ZP/05)