Ingin ibadah Umrah, Rezeki Suripto Mangalir Deras setelah Daftar ke Biro Travel
RINDU yang luar biasa memicu seseorang untuk berani mengambil keputusan, termasuk rindu akan datang dan beribadah di Baitullah dan Masjid Nabawi.
Suripto, warga Kelurahan Ancol, Kecamatan Regol Kota Bandung Jawa Barat adalah salah seorang hamba Allah yang sangat rindu untuk bisa datang dan beribadah di Mekah. Dan dalam kondisi yang belum ada biaya dan juga tidak ada kejelasan soal biaya, dia berani mengambil keputusan.
Suripto adalah karyawan sebuah rumah mode di Bandung. Dia sudah berangkat bersama istrinya Lina Karlina pada bulan Maret 2017 lalu, melalui biro umrah PT Masya’aril Haram Tour dan Trevel (Mastour) dalam program umroh Milad ke 15 Tahun travel itu pada 21 Maret hingga 2 April 2017.
“Sebagai muslim, sudah lama saya punya keinginan untuk bisa beribadah ke tanah suci. Beberapa tahun terakhir, keinginan itu semakin kuat. Alhamdulillah sekarang sudah terwujud. Ternyata kuncinya, tidak harus menunggu uang ongkos pergi umrah terkumpul dulu, namun harus berani mengambil keputusan. Yaitu mendaftarkan diri (ke biro umrah) meski saat daftar uang belum ada, ” katanya.
Suripto mengaku bahwa masa remajanya dilalui dengan cukup kelam. Dia tergolong remaja emosional dan nakal. Bahkan teman-temannya menyebutnya seorang preman. Perilaku negatifnya itu berangsur-angsur berkurang setelah menikah dengan Lina karlina. Seiring perjalanan waktu, ibadahnya juga terus meningkat. Dia mengakui bahwa pengetahuan agamanya sangat minim.
Awalnya, Suripto berkeinginan untuk beribadah haji lebih dahulu, sebagai rukun Islam kelima. Namun setelah berkonsultasi dengan sejumlah kiai yang dikenalnya, akhirnya memutuskan untuk ibadah umroh.
Pertimbangannya, selain karena tidak ada larangan melakukan umroh sebelum haji, menurut banyak ulama, termasuk Imam Syafii, hukum ibadah umroh juga wajib sekali seumur hidup. Itu sama halnya dengan haji, yang juga wajib sekali seumur hadir. Setelah itu, haji dan umroh yang kedua dan seterusnya adalah sunah.
Pertimbangan lain, juga karena antrian haji yang sangat panjang, sampai lebih 20 tahun, maka memutuskan untuk ibadah umrah.
“Setelah berkonsultasi dengan kiai, akhirnya pada pertengahan tahun 2016 saya memutuskan untuk beribadah umrah. Saya banyak dosa. Saya tidak tahu umur saya sampai kapan. Maka saya harus berani memutuskan,” terangnya.
Lina Karlina, istri Suripto menambahkan, saat memutuskan untuk umroh, saat itu juga belum ada dana yang cukup untuk ongkos pergi umrah. Atas saran beberapa teman dan juga kiai, ahirnya memilih PT Mastour.
Selain karena Mastour membuka kesempatan untuk mendaftar dulu dengan DP yang sangat kecil, biro ini juga biro yang memiliki izin resmi juga tidak pernah terdengar kabar menipu calon jemaahnya.
“Saya sengaja ambil bulan Maret 2017 agar ada jeda waktu cukup panjang. Sekitar sembilan bulan. Selain untuk bekerja ikhtiar mencari ongkos, juga untuk persiapan berlajar ilmu agama, menata hati serta pikiran, ” terang Lina diiyakan suaminya.
Waktu daftar, kata Lina, di tabungan hanya ada uang Rp 25 juta. Karena berbarengan dengan pembayaran kuliah kedua anaknya, maka sebagian besar uangnya itu digunakan untuk membayar kuliah lebih dahulu. Dia hanya mengambil beberapa juta saja untuk using muka pendaftaran umrah.
Kemudian yang dilakukan setelah mendaftar, kata Lina, yaitu terus berdoa, memohon agar dimudahkan jalannya menuju Baitullah. Selain itu juga memperbanyak salat malam dan bersedekah.
“Kami sering mendengar tausiyah dari kiai ataupu ustdaz kalau bersedekah akan mendatangkan dan membuka jalan rezeki,” katanya.
Subhanallah. Menurut Lina, semenjak mendaftarkan diri ibadah umrah itu, rezeki mengalir deras yang kedatangannya tidak pernah diduga sebelumnya.
Sebagai karyawan rumah mode, Suripto memiliki keahlian ngelas besi. Dia bisa membuat pagar besi, teralis ataupun yang lain. Datangnya rezeki yang tidak diduga-duga ini berasal dari keahlian ngelas besi itu. Sejak daftar, order membuat hal hal dari besi meningkat. Untuk mengerjakan orderanya itu, dia mengajak beberapa temannya yang bisa.
“Orderan ngelas ramai banget. Kami heran kok bisa ramai banget. Dulu tidak pernah seperti itu ramainya. Kami yakin ini adalah kuasa Allah. Ini Allah yang mengatur. Alhamdulillah, saatnya pelunasan bisa menutup biaya,” katanya bahagia.
Kesempatan berada di tanah suci adalah kesempatan langka dan istimewa. Karenanya, Lina dan suaminya selama di tanah suci lebih betah berada di masjid untuk beribadah dari pada di hotel.
(ZP03)