Banyak Dikeluhkan, Sudirman dan Fauziyah Akan Revisi Total Pelaksanaan Kartu Tani
BLORA – Calon Gubernur Jateng nomor urut 2, Sudirman Said akan melakukan revisi atau perbaikan total atas pelaksanaan program kartu tani. Pasalnya dalam setiap pertemuan dengan petani, baik kelompok maupun perorangan, keluhan soal kartu petani selalu muncul.
“Suara petani di mana-mana sama, kartu petani bukannya memudahkan malah menyulitkan petani,” papar Pak Dirman usai dialog dengan gabungan kelompok tani di Desa Desa Jipang, Kecamatan Cepu, Blora, Jateng, Senin (19/2).
“Sejak saya keliling Jateng mulai dari Sragen sampai Banyumas, mulai Rembang sampai Brebes, Temanggung, bahkan dalam pertemuan dengan tokoh lintas agama , selalu ada yang menyampaikan keluhan tentang kartu tani,” lanjut Pak Dirman.
Pak Dirman menyatakan, konsep dan niat program kartu tani sejatinya baik. Hanya pelaksanaannya harus ditata ulang. Prinsipnya harus sederhana dan memudahkan petani. Bukan sebaliknya.
“Eksekusinya kedodoran karena kurang persiapan dan sosialiasi. Semangatnya mendorong transaksi nontunai, tapi petani kita belum seluruhnya siap,” terang Pak Dirman
Dalam kesempatan dialog yang juga dihadiri sejumlah kepala desa dan pengurus Gapoktan, Pak Dirman menyatakan akan memperbaiki cara pelaksanaan kartu tani sehingga bukan saja memudahkan tetapi juga menguntungkan buat petani.
“Kalau saya terpilih jadi Gubernur, kita akan revisi total cara pelaksanaanya. Prinsip sederhana dan memudahkan harus diterapkan. Kartu Tani harus memudahkan hidup petani yang sudah sulit, bukannya menambah kesulitan,” papar dia.
Perbaikan pelaksanaan kartu tani menjadi salah satu program Pak Dirman sebagai turunan dari misi untuk memuliakan petani.
Sementara, di tempat terpisah, cawagub nomor 2 Ida Fauziyah bertemu dengan sejumlah pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kelurahan Tingkir Lor, Kota Salatiga.
Mereka berharap, jika Ida terpilih pada Pilgub 2018, bersama Sudirman Said, modal usaha bagi pelaku UMKM bisa didapat dengan mudah.
“Tentu kita ingin bu Ida menjadikan pemerintah provinsi semakin baik, dan benar-benar amanah,” ujar salah satu pelaku UMKM, Masudah Kholil, Senin (19/2).
Selama ini, warga di Tingkir Lor, memproduksi kain perca yang dibuat untuk gamis, hingga seprai. Produk mereka juga sudah dipesan sejumlah daerah di luar Jawa.
Menurut Masudah, modal sangat penting dalam menjalankan usaha. Sebab keberadaannya sangat mendukung produksi, dan berimbas pada pemasaran.
“Jika pemerintah semakin mempermudah modal pinjaman, atau malah berupa bantuan, tentu kita sangat terbantu,” tegasnya.
Cawagub Ida Fauziyah menegaskan, bersama Sudirman Said dirinya sudah berkomitmen untuk menyusun APBD yang pro perempuan, dan wong cilik.
“Tentu keberadaan usaha-usaha seperti ini harus mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah,” katanya.
Menurut mantan ketua umum Fatayat ini, UMKM bisa menekan angka kemiskinan. Saat ini, angka kemiskinan di Jateng termasuk sangat tinggi.
“Perempuan-perempuan bisa berperan mengurangi angka kemiskinan ini. Dengan usaha di rumah sendiri, tentu bisa mendapat hasil lebih, dan tetap bisa mengurus keluarganya,” kata mantan ketua umum Fatayat ini.
Sejauh ini, kata dia, tenaga kerja wanita (TKW) di Jateng juga cukup tinggi. Hal ini tak lepas dari minimnya lapangan kerja bagi mereka di daerah asal. “Jadi mereka harus kerja di luar negeri. Imbasnya juga bisa pada keluarga, karena jarak yang jauh dan waktu kerja yang lama,” beber ketua Lembaga Ketahanan Keluarga (LKK) PBNU ini. (ZP03)