Bisnis Jamu Herbal di Jateng Tahun Ini Diyakini Lebih Cerah
SEMARANG – Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi obat atau jamu herbal, dari pada obat kimiawi diyakini bakal membawa industri jamu herbal di Jawa Tengah tahun 2019 lebih cerah.
Junior Branch Manager PT Jamu Air Mancur, Widi Kusnantoyo mengatakan, di tahun 2018 PT Jamu Air tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 20%, dan di targetkan tahun ini tumbuh sama, sebesar 20% kembali.
Adapun target tersebut, lanjutnya sangat realistis meski harus bersaing dengan industri farmasi, menurut dia indutusri jamu herbal sendiri punya pangsa pasar tersendiri.
“Kita yakin bisa bersaing dengan kompetitor ataupun produk farmasi, apalagi saat ini habit masyarakat lebih mencari produk yang minim efek samping dengan produk herbal,” katanya, Selasa (26/2).
Dilanjutkan, pertumbuhan bisnis jamu herbal mengalami kenaikan karena mengkonsumsi jamu herbal dianggap lebih aman dibandingkan mengkonsumsi obat kimiawi, selain itu mengkomsumsi jamu telah menjadi gaya hidup masyarakat urban.
“Trend masyarakat saat ini lebih suka yang alami atau herbal, apalagi jamu merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang. Hal ini yang membuat bisnis jamu herbal kami mengalami pertumbuhan 20%,” ujarnya.
Pertumbuhan bisnis dalam industri pasar industri herbal, lanjutnya, juga ditunjang dengan banyaknya bahan baku yang ada di Indonesia atau Jawa Tengah. Misalnya saja saja PT. Jamu Air Mancur yang mendapatkan bahan baku dari petani atau mitra yang berasal dari wilayah Jawa Tengah.
“Industri herbal ini, juga mengembangkan perekonomian dari hulu dan hilir,” tuturnya.
Salah satu produk yang menjadi andalan atau market adalah jamu jenis serbuk berupa jamu bersalin, jamu cair masuk angin. Selain itu pihaknya mengaku melakukan inovasi untuk memperluas pangsa pasar anak muda atau generasi milenial dengan mengeluarkan produk jamu ekstraksi.
“Kontribusi penjualan terbesar masih di Jawa Tengah untuk jamu serbuk dan jamu cair, bebeberapa produk kami misalnya jamu bersalin lengkap malah menjadi market leader di luar Jawa,” ucapnya.
Sementara itu Brand Manager PT. Jamu Air Mancur, Aries Ikawati Arifah mengatakan, jika kebutuhan industry obat herbal di Indonesia diperkirakan akan meningkat berlipat dengan permintaan pangan fungsional. Salah satunya terlihat dari tren mengonsumsi obat herbal di masyarakat, salah satunya jamu.
Dari data yang dimiliki Kementrian Perindustrian juga menyatakan omzet industry obat herbal nasional di 2011 telah mencapai Rp 11 triliun, dan meningkat hingga Rp 20 triliun pada 2015.
“Tren kembali ke alam juga gencar disuarakan dunia internasional, sehingga permintaan terhadap produk herbal semakin meningkat di negara maju maupun berkembang,” ucapnya.
Ia menjelaskan jika produk dari PT. Jamu Air Mancur memiliko standard bertaraf internasional yang diakui oleh dunia yaitu ISO 9001: 2015, mengenai sistem manajemen mutu, yang memastikan pedoman operasional terbaik untuk menghasilkan produk berkualitas sehingga bisa diterima oleh masayarakt Indonesia dan dunia.
“Pangsa pasar internasional juga terbuka lebar untuk produk kami,” tambahnya. (ZP/06)