Cak Imin Dianugerahi Gelar Kehormatan dari Kesultanan Sintang

0
Sultan Sintang YM Pangeran Sri Kusuma Negara Kesultanan Sintang, HRM Ikhsani Ismail Sayifuddin (kiri) bersama Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar atau yang dikenal Cak Imin, tengah menunjukan lambang garuda yang menjadi cikal bakal lambang negara Indonesia.

 

SINTANG- Wakil Ketua MPR Muhaimin Iskandar atau yang dikenal Cak Imin menerima anugerah gelar kehormatan dari Istana Kesultanan Sintang, Kalimantan Barat, Kamis (10/5).

Dengan penganugerahan tersebut, Cak Imin yang juga Ketua umum Partai Kebangkitan Bangsa itu resmi menyandang gelar Datuk Petinggi Mangku Banua.

Cak Imin pun sangat mengapresiasi Kesultanan Sintang yang ikut berperan dalam membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam usaha kemerdekaan dan mengisinya melalui sejarah pembentukan lambang negara Garuda Pancasila.

“Mungkin banyak yang belum mengetahui kalau Lambang Negara Indonesia berasal dari Kesultanan Sintang,” kata Cak Imin, Jumat (11/5).

Ia melanjutkan, sejarah yang cukup panjang itu perlu digaungkan, bahwa peran Sultan Sintang sangat penting dan memiliki makna yang sangat besar bagi Indonesia.

Dikatakan, Sultan Hamid II dari Kesultanan Pontianak, yang pada waktu itu sebagai Menteri Negara Zonder Porto Folio, dipercayai untuk mengakomodasi kegiatan perancangan lambang negara dengan dasar Kepres RIS nomor 2 Tahun 1949.

Lambang Burung Garuda ini dipersembahkan oleh Yang Mulia Ade Muhammad Djohan untuk dipinjamkan kepada Sultan Hamid II, yang kemudian disepakati oleh pendiri bangsa Indonesia waktu itu bahwa lambang negara adalah Burung Garuda.

“Kita sebagai bangsa berutang budi atas jasa Kesultanan Sintang, sehingga salah satu cara membalas budi tersebut adalah negara patut memberikan perhatian kepada Kesultanan Sintang dan kesultanan di daerah lainnya atas jasa dari kerajaan/kesultanan pada waktu perjuangan kemerdekaan,” sambungnya.

Ia menambahkan, saat ini masih ada 186 kerajaan maupun kesultanan yang masih eksis, salah satunya adalah Kerajaan Sintang. Namun, kata dia selama ini khususnya negara belum memberikan perhatian secara serius.

“Saat otonomi daerah berlaku maka peran sentral kerajaan maupun kesultanan tidak terdengar bahkan hampir hilang, sehingga perlu adanya suatu regulasi yang jelas sehingga ke depan kerajaan/kesultanan yang ada saat ini bisa dialokasikan anggaran untuk menunjang kegiatan yang ada,” ucapnya.

Sedangkan, Sultan Sintang YM Pangeran Sri Kusuma Negara Kesultanan Sintang, HRM Ikhsani Ismail Sayifuddin mengatakan, gambar garuda yang menginspirasi Sultan Hamid II tersebut saat ini masih terlihat di tiang Istana Kesultanan Sintang.

“Gambar tersebut yang akhirnya menginspirasi Sultan Hamid II, yang realisasi gambarnya tidak jauh berbeda meski gambar awalnya kecil,” ujar Sultan.

Sultan mengungkapkan, dengan usia yang kini sudah mencapai 656 tahun, Kesultanan Sintang harus mampu menghadapi dan beradaptasi dengan segala tantangan zaman.

Sementara, selain Cak Imin, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan juga mendapat gelar Pangeran Budisetia Amanah Anak Negeri.

Penganugerahan keduanya dilakukan langsung oleh YM Pangeran Sri Kusuma Negara Kesultanan Sintang, HRM Ikhsani Ismail Sayifuddin.u

Dalam kegiatan itu, turut hadir menyambung tali silatuhrahmi dari kesultanan Sulu Negara Fhilipine, Sultan Mudarasulail Kiram dari kerajaan Sulu Negar Fhilipine, yang jika ditarik ke belakang antara kesultanan Sintang dan Sulu masih terdapat tali persaudaraan karena ibunda sultan Sintang adalah anak dari Sultan kerajaan Sambas di mana kerajaan Sambas asal muasal juga sama dari Brunai yang sama dengan kerajaan Sulu. (ZP/05)

 

 

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights