Harga Pangan Terkendali, Jateng Deflasi 0.01%
SEMARANG- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada bulan Mei 2018 Jawa Tengah terjadi deflasi sebesar 0,01% dengan lndeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 130,92. Deflasi di Jawa Tengah terjadi di dua kota Survei Biaya Hidup (SBH), sedangkan empat kota SBH yang Iain mengalami inflasi.
Deflasi tertinggi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,09% dengan IHK sebesar 130,62 dan Kota Cilacap sebesar 0,08% dengan IHK sebesar 135,32.
Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 0,24% dengan IHK sebesar 128,92 diikuti Kota Kudus sebesar 0,14% dengan IHK 139,11, Kota Surakarta sebesar 0,04% dengan IHK sebesar 127,78 dan inflasi terendah di Kota Purwokerto sebesar 0,01% dengan IHK sebesar 129,28.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Margo Yuwono mengatakan, deflasi di Jawa Tengah terjadi karena pemerintah telah berhasil mengendalikan harga yang ditunjukkan dengan penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,65 persen.
“Penyebab utama deflasi Jawa Tengah Mei 2018 adalah turunnya harga bawang putih, cabai merah, beras, cabai rawit dan nangka muda,” kata Margo Yuwono, Senin (4/6).
Ditambahkan, komoditas yang menahan laju deflasi adalah naiknya harga telur ayam ras, daging ayam ras, jeruk, nasi dengan Iauk dan bawang merah.
Ia melanjutkan, enam kelompok pengeluaran lainnya mengalami kenaikan indeks yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,29% diikuti kelompok sandang sebesar 0,26%, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,16%, kelompok kesehatan sebesar 0,12%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,10% dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,02%.
Margo Yuwono menuturkan, lnflasi terjadi di semua ibukota provinsi di Pulau Jawa. lnflasi tertinggi terjadi di DKI Jakarta dan yang terendah terjadi di Kota Yogyakarta.
“Inflasi tertinggi terjadi di DKI Jakarta sebesar 0,45% diikuti Kota Bandung sebesar 0,22%, Kota Surabaya sebesar 0,17%, Kota Serang sebesar 0,16% dan inflasi terendah di Kota Yogyakarta sebesar 0,08%. Sedangkan deflasi terjadi di Kota Semarang sebesar 0,09%,” pungkasnya. (ZP/05)