Lebarkan Dominasi, LG Fokus Tumbuhkan Kepercayaan pada AC Inverter Untuk Kebutuhan Komersial
JAKARTA- Menjadi pemuncak pasar AC inverter untuk kebutuhan hunian (residential AC) dengan raihan 63% pangsa pasar di Indonesia, tak menyurutkan langkah PT. LG Electronics Indonesia untuk terus melakukan penetrasi pada AC hemat listrik ini. Malahan, perusahaan menyatakan bakal melebarkan dominasinya pada AC inverter untuk kebutuhan komersial (commercial AC).
Mendukung ambisinya ini, LG menyatakan tengah menyiapkan berbagai kegiatan yang terangkum dalam kampanye besar di tahun depan. Seluruhnya berfokus pada menumbuhkan kepercayaan diantara stakeholder pada teknologi inverter untuk pilihan pendingin ruang usahanya.
“Tingginya tingkat kepercayaan pada teknologi inverter, menjadi kunci percepatan dunia usaha beralih pada gaya hidup hemat energi,” ujar Dr. Hardian Reza Dharmayanda, Air Solution Engineering Team Leader LG Electronic Indonesia, Rabu (26/12).
Bila dilihat dari jumlah unit tiap perangkatnya, seperti pula AC bagi kebutuhan hunian, kategori AC untuk ruang usaha yaitu Single Commercial Air Conditioning (SCAC) tetap mengandalkan satu unit indoor dan satu unit outdoor. Namun demikian, AC kategori ini memiliki pilihan kapasitas pendinginan lebih besar yaitu 4PK dan 5PK. Faktor inilah yang membuatnya dikatakan menjadi solusi tepat bagi ruang usaha pada kategori Small Office Home Office.
Upaya LG untuk menguatkan kepercayaan pada teknologi inverter bagi AC untuk kebutuhan komersial ini sebenarnya telah dimulai pada tahun ini. Hal ini dilakukan melalui pengujian tingkat hemat listrik pada dua produk Single Commercial Air Conditioning (SCAC) pada lembaga Electric Power and Energy Study (EPES) di Universitas Indonesia. Hasil pengujian menyatakan produk Single Commercial AC LG tipe floor standing memiliki tingkat penghematan listrik hingga 62% dan tipe ceiling cassette penghematan listriknya hingga 50%.
Pilihan melakukan pengujian pada Universitas Indonesia dilakukan LG terkait dengan reputasinya sebagai lembaga akademik yang memiliki independensi tinggi. Hal ini perlu dilakukan, menurut LG, mengingat kompetisi telah bergerak membuat riuh dengan berbagai jargon pemasaran mengenai hemat energi.
Akibatnya, hal ini justru menciptakan keraguan untuk beralih pada AC berteknologi inverter bagi pendukung usahanya. “Dengan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan, memastikan masyarakat mendapatkan seluruh hak yang dijanjikan. Tak hanya jargon dan sebatas klaim,” ujar Hardian Reza Dharmayanda lagi.
Modal hasil penelitian inilah yang dibawa LG untuk menyusun kampanye penguatan tingkat kepercayaan masyarakat pada AC inverter yang khusus dicipta untuk kebutuhan dunia usaha. Berbagai kegiatan telah disusun dalam kampanye besar yang akan berjalan sepanjang tahun depan.
Diantaranya dengan menghelat seminar khusus yang menyasar pemilik proyek dan pekerja sektor properti khusus bagi Small Office Home Office. Berjalan simultan di berbagai kota besar di Indonesia, seminar ini lebih bertujuan memberi edukasi tentang manfaat penggunaan AC teknologi inverter bagi ruang usaha sekaligus pula mempromosikan keunggulan jajaran produk SCAC LG.
Berbarengan dengannya, LG pun akan menggelar berbagai program edukasi sejenis untuk menjangkau daerah sekitar yang lebih jauh. “Berhadapan langsung dengan calon penggunanya, kedua stakeholder ini memiliki peran krusial dalam mengubah dan mempengaruhi pandangan mengenai pentingnya AC berteknologi inverter bagi dunia usaha,” ujar Hardian Reza Dharmayanda.
Fokus pada kedua stakeholder ini pun diperkuat dengan upaya LG berkomunikasi dengan calon penggunanya langsung. Dilakukan dengan kampanye penempelan stiker langsung pada kemasan kardus produk SCAC LG yang terletak pada jaringan distribusi penjualan LG. Bersanding dengan keunggulan teknologi inverter, hasil uji hemat listrik dari EPES-UI pun turut menjadi fokus komunikasi stiker ini.
Kampanye pemasangan stiker ini dianggap lebih efektif ketimbang media informasi luar ruang. Pasalnya, AC bagi dunia usaha memiliki jaringan distribusi berbeda dengan AC untuk hunian. Lebih tersebar pada jaringan penjualan tradisional spesialis, penjual lebih banyak langsung memajang AC masih dalam kemasan.
“Memiliki ekosistem pasar yang khas membuat pemasangan stiker langsung pada kardus kemasan menjadi komunikasi lebih efektif yang langsung menjangkau calon pengguna,” ujar Hardian Reza Dharmayanda lagi.
Disamping rangkaian kampanye ini, LG pun menyatakan bakal menyiapkan jajaran produk baru memperkuat varian AC inverter LG bagi kebutuhan komersial. Lahir dari kategori LG Multi V, AC inverter LG ini nantinya bakal lebih menyasar penggunaan pada gedung bertingkat.
Seperti juga pada kategori SCAC yang lebih menyasar ruang usaha kecil menengah, LG pun bakal melakukan pengujian tingkat penghematan konsumsi listrik pada produk LG Multi V dengan teknologi inverter ini nantinya. Meski belum menunjuk lembaga risetnya, namun LG memastikan reputasi pada tingkat independensi tinggi akan menjadi kriteria utama pilihannya.
Lebih lanjut Hardian Reza Dharmayanda menyatakan, keseluruhan kampanye dan rangkaian pengujian yang dilakukan LG ini tak lepas dari target besar perusahaan pada kompetisi AC khusus bagi kepentingan komersial di tahun depan. Perusahaan telah menetapkan proyeksi pencapaian pada 30% pangsa pasar AC komersial berbasih Inverter untuk tahun 2019 di Indonesia.
“Kami optimis pada pencapaian target ini yang bakal sejalan dengan upaya berkesinambungan kami untuk terus memperkuat tingkat kepercayaan masyarakat dunia usaha akan AC berteknologi inverter,” ujar Hardian Reza Dharmayanda. (ZP/07)