OJK Minta Masyarakat Kenali Risiko Sebelum Berinvestasi
SEMARANG– Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 3 Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meminta masyarakat bisa mengenali risiko dalam berinvestasi sebelum memutuskan untuk terjun.
“Kenali dulu risikonya. Kalau perlu, harus belajar dari investasi yang kecil dulu, level kecil dulu,” kata Kepala Bagian Pengawasan Industri Keuangan Non Bank (IKNB) OJK Regional 3 Jateng dan DIY Gatot Yulianto di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkan Gatot, saat menjadi pembicara pada “Forum Bisnis Cerdas Berinvestasi” yang diadakan Radio Pas FM Semarang bertempat di Hotel Gets Semarang.
Gatot menjelaskan pentingnya belajar dari level terkecil dalam bidang investasi, kemudian naik secara bertahap, untuk meminimalkan risiko yang didapatkan oleh nasabah yang melakukan investasi.
“Investasi itu kan standarnya pakai suku bunga yang ditetapkan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Jumlahnya berganti-ganti memang. Namun, sebenarnya bisa diamati untuk memilih investasi yang ditawarkan,” ungkapnya.
Dijelaskan Gatot, dalan berinvestasi tentu memliki risiko. Namun hal itu katanya jelas bisa dihindari dengan masyarakat memahami komposisinya.
“Kita harapkan seluruh masyarakat yang melakukan kegiatan di jasa keuangan di bawah sektor OJK harus memeahami komposisimya. Serta tahu perkembangan zaman, perkembangan invesati yang dari waktu ke waktu banyak perbubahan,” ucapnya.
Ketua Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pasar Modal (LP3M) Investa Semarang Hari Prabowo mengungkapkan OJK sebenarnya tidak bosan-bosannya memberikan pemahaman untuk mewaspadai investasi bodong.
“Kalau ada tawaran investasi didengarkan dulu bolehlah. Namun, cek harus. Saya biasanya tanya dulu perizinannya, perusahaannya apa, ada izinnya tidak, kantornya di mana. Jadi, kenali risikonya,” terangnya
Sementara itu, VP PT. Valbury Asia Futures Semarang Willy Leo Santiko yang juga menjadi pembicara meminta masyarakat untuk tidak takut berinvestasi asalkan memiliki akal sehat dan pemahaman.
“Segala keputusan untuk melakukan bentuk investasi kan tanggung jawab masyarakat sendiri. Salah satu paling mendasar adalah risiko. Namun, risiko hadir dalam kehidupan sehari-hari, termasuk berinvestasi,” imbuhnya. (ZP/05)