Penurunan Muka Tanah di Pesisir Picu Investor Lari dari Semarang
SEMARANG – Pakar Tata Kota dari Universitas Diponegoro (Undip), Bambang Setyoko menyebutkan, penurunan muka tanah yang terjadi di wilayah pesisir Kota Semarang mengakibatkan para investor berlarian memindahkan bisnisnya ke wilayah lain.
Bambang mengatakan, sejumlah wilayah yang mengalami penurunan di Semarang yakni di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Bandarharjo, Johar, Kemijen dan Boom Lama.
Wilayah tersebut, kata dia dulunya merupakan roda perekonomian yang ada di Kota Semarang. Namun, keadaan tanah yang tidak stabil membuat banyak investor pikir ulang.
“Kan bisa dilihat banya PT besar seperti PT Kubata pindah di daerah Mijen. Hal itu disebabkan kawasan Semarang sudah tidak layak untuk dijadikan tempat berbisnis,” katanya, Jumat (26/7/19).
Disebutnya, sejumlah perusahaan lainnya lebih memilih memindahkan bisnisnya ke Kawasan Industri Kendal, di Mranggen, Mijen dan juga Gunung Pati.
Dilanjutkan, penyebab amblesnya beberapa kawasan di Kota Semarang itu antara lain karena menjamurnya bangunan-bangunan, seperti hotel, mall, shoping center.
“Penyebab lainnya adalah pengambilan air tanah yang tidak terkendali. Hal itu menyebabkan air yang ada di dalam tanah kosong,” jelasnya.
Meski demikian, pihaknya belum bisa mengukur berepa dalam tanah yang mengalami land settlement setiap tahunnya. Hal itu disebabkan perbedaan struktur tanah yang ada di masing-masing kawasan.
“Yang pasti setiap tahunnya tanah di tempat-tempat tadi ada yang ambles,” tandasnya. (ZP/07)