REI Jateng Sambut Baik Rencana BI Soal Pelonggaran Aturan LTV
SEMARANG- Real Estate Indonesia (REI) Jawa Tengah menyambut baik rencana Bank Indonesia (BI) yang akan melonggarkan aturan loan to value (LTV) dalam rapat dewan gubernur (RDG) bulan Juni 2018, yang diadakan dua hari yaitu Rabu (27/6) dan Kamis (28/6) ini.
Ketua bidang (Kabid) Pameran REI Jateng, Juremi mengatakan, pelonggaran LTV diharapkan bisa berlaku untuk semua jenis perumahan baik komersial maupun subsidi, serta berlaku pula untuk semua jenis kepemilikan.
“Harapan kami LTV ini berlaku untuk semua segmen perumahan, bukan cuma komersial atau subsidi saja tapi hingga ke semua tipe rumah. Satu lagi semoga aturan LTV yang baru juga mempermudah kepemilikan rumah, jangan sampai dikasih syarat harus rumah pertama atau kedua,” kata Juremi, Jumat (29/6).
Dikatakan, beberapa konsumen banyak yang membeli properti untuk anak. Namun Secara administrasi, anak konsumen tersebut belum memenuhi syarat kepemilikan dan pembelian properti.
“Jadi banyak orang tua yang membelikan rumah kepada anaknya karena anaknya belum memenuhi syarat. Nah seperti ini penting untuk diperhatikan jangan sampai ada syarat harus rumah pertama atau kedua,” ucapnya.
Pelonggaran LTV ini diakui Juremi, akan sangat membantu masyarakat dalam hal kepemilikan rumah.
Ia menambahkan, saat ini, masyarakat yang berkeinginan memiliki rumah masih terbebani tingginya DP atau uang muka.
“Belum lagi biaya tambahan lain seperti biaya notaris dan lain lain. Kami berharap aturan ini nantinya memudahkan masyarakat terkait uang muka dan tentunya menguntungkan masyarakat,” ujarnya.
Juremi mengungkapkan, pelonggaran LTV ini tentu akan berdampak positif terhadap bisnis properti khususnya di Jawa Tengah.
Ia melanjutkan, saat ini di Jateng rumah bertipe 70 yang berada di pinggiran kota masih di bawah Rp 1 miliar.
“Kalau di dalam kota sudah lebih dari Rp 1 miliar. Bayangkan kalau uang mukanya saja 30% sudah berapa, menabung untuk DP pas terkumpul harga rumah sudah naik lagi,” jelasnya.
Sedangkan, kata Juremi, grafik penjualan properti di Jawa Tengah saat ini tengah mengalami penurunan, yang diakibatkan adanya libur lebaran disambung dengan libur tahun ajaran baru sekolah.
“Kalau pengembang baru pasti kaget, kondisi libur seperti ini masyarakat mementingkan kebutuhan berlebaran dan anak sekolah ketimbang membeli rumah,” pungkasnya. (ZP/05)