Ditopang Subsektor Tanaman Pangan, Nilai Tukar Petani Jateng Naik 0,79%
SEMARANG- Kenaikan indeks subsektor Tanaman Pangan yang naik hingga 3,17% membuat Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah pada September 2018 sebesar 103,31 atau naik 0,79% dibanding NTP bulan sebelumnya yang sebesar 102,50.
Kepala BPS Provinsi Jateng, Sentot Bangun Widoyono mengatakan, dari lima subsektor pertanian komponen penyusun NTP, tiga subsektor yang mengalami kenaikan indeks yaitu, subsektor Tanaman Pangan naik 3,17%, subsektor Hortikultura naik 0,65% dan subsektor Perikanan naik sebesar 1,23%.
“Sementara dua subsektor yang mengalami
penurunan indeks yaitu subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 0,22% dan subsektor peternakan turun sebesar 1,57%,” ujar Sentot, Senin (1/10).
Sentot menjelaskan, komoditas yang mengalami kenaikan harga pada September 2018 antara lain, gabah, jagung, ketela pohon/ubi kayu, belimbing, salak, jahe, kencur, lengkuas, gabus, kodok, tembang, rajungan, mas, mujair, belanak dan
bandeng.
“Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga, antara lain, komoditas tomat, terung panjang, ketimun, lada/merica, pala biji, sapi potong, sapi perah, kambing, ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam
buras, telur ayam ras, telur ayam buras kerapu, rumput laut dan kerang,” ucapnya.
Dilanjutkan, dari 33 provinsi di Indonesia, pada September 2018 kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jambi sebesar 1,68%. Sebaliknya penurunan NTP
terbesar terjadi di Provinsi Bangka Belitung sebesar 1,18%.
Dia melanjutkan, pada September 2018, Indeks Konsumsi Rumah Tangga Perdesaan di Jateng mengalami deflasi sebesar 0,62%, antara lain disebabkan oleh
turunnya indeks kelompok pengeluaran bahan makanan.
Sementara itu, Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Jawa Tengah September 2018 sebesar 108,93 atau naik 0,06% dibanding NTUP bulan sebelumnya yang sebesar 108,86. (ZP/05)