Bunda PAUD Berperan Strategis, Wagub Jateng Catat Kenaikan Partisipasi

0

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin atau Gus Yasin mengapresiasi peran Bunda Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di wilayahnya yang dinilai berhasil meningkatkan angka partisipasi PAUD dalam waktu relatif singkat.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, angka partisipasi PAUD naik dari 47 persen menjadi 53 persen sepanjang 2025.

Apresiasi tersebut disampaikan Taj Yasin saat menghadiri Apresiasi Bunda PAUD Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2025 di Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Kamis 18 Desemver 2025.

Kegiatan ini mengusung tajuk “Ngopeni Bocah, Wajib Nglakoni Setahun Pra-Sekolah.”

Menurut Taj Yasin, penguatan pendidikan usia dini merupakan fondasi penting bagi kemajuan daerah dan bangsa.

“Jariyah dan amal di pendidikan itu luar biasa. Negara bisa maju dan kuat kalau ditopang pendidikan. Pendidikan yang paling baik ya di usia dini,” ujarnya dalam sambutan, mewakili gubernur Jateng Ahmad Luthfi.

Ia menjelaskan, pengawalan pendidikan pada usia 0–3–6 tahun menjadi kunci untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara berkelanjutan.

“Kenapa kita dorong dan kawal pendidikan di usia 0, 3, 6? Karena kita ingin mereka tingkat partisipasi belajarnya baik,” katanya.

Lebih dari sekadar mengejar angka partisipasi, Taj Yasin menekankan pentingnya memastikan anak-anak merasa nyaman dan bahagia di sekolah.

“Bukan itu saja, anak-anak ini senang enggak? Kalau mereka senang ke sekolah, ada rasa kangen, maka ke depannya juga akan bagus,” ucapnya.

Taj Yasin juga menyinggung tantangan pendidikan di Jawa Tengah, salah satunya masih tingginya angka putus sekolah di jenjang menengah. Karena itu, ia menilai keberhasilan meningkatkan partisipasi PAUD akan berdampak positif hingga ke jenjang SD, SMP, dan SMA/SMK.

“Angka putus sekolah di Jateng masih tinggi. Data yang saya terima setelah kami analisa, setelah kerja keras Bunda PAUD, di tahun 2025 ini luar biasa kenaikannya. Awalnya 47, sekarang 53 persen,” ujar Taj Yasin.

Ia menambahkan, jumlah anak usia dini di Jawa Tengah mencapai sekitar 2.188.000 anak, sementara yang sudah terlayani PAUD baru sekitar 1.210.000 anak.

“Artinya kenaikan itu sebanding dengan jerih payah,” katanya.

Di akhir sambutan, Taj Yasin menegaskan apresiasi ini bukan ajang untuk saling membandingkan antardaerah, melainkan bentuk penghargaan atas kerja nyata di lapangan.

“Apresiasi ini adalah bentuk kepedulian kami kepada guru-guru PAUD yang sering mengeluh kurang diperhatikan,” ucap Yasin dalam doorstop.

Ia berharap kolaborasi antara pemerintah daerah, Bunda PAUD, dan masyarakat terus diperkuat agar layanan PAUD di Jawa Tengah semakin merata dan berkualitas.

Sementara itu, Bunda PAUD Provinsi Jawa Tengah Hj. Nawal Arafah Yasin, M. S. I, dalam laporannya menyampaikan peningkatan partisipasi PAUD masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama dari sisi kelembagaan dan kebijakan.

“Selama 12 tahun Provinsi Jawa Tengah belum memiliki program kerja dan Peraturan Gubernur tentang PAUD integratif, serta anggaran untuk mendukung tugas,” kata Nawal.

Meski demikian, ia menegaskan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tetap berkomitmen hadir bagi anak usia dini.

“Bukan berarti Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak hadir untuk anak usia 0–6 tahun. Ini adalah tugas panjang, tugas bersama,” ujarnya.

Nawal juga menyoroti rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) PAUD dan ketimpangan layanan di pedesaan. Berdasarkan data BPS, APK PAUD Jawa Tengah pada 2024 berada di angka 47,5 persen.

“Masih ada ketimpangan di pedesaan, serta kompetensi guru yang perlu terus kita tingkatkan,” ucapnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendorong peningkatan komitmen kebijakan dan anggaran, perluasan akses di wilayah pedesaan dan terisolasi, serta penguatan kualitas layanan melalui kemitraan semesta.

Nawal menekankan peran besar swadaya masyarakat dalam pengembangan PAUD, termasuk pemanfaatan layanan dasar.

“Di Jawa Tengah ada 49.149 posyandu. Ini bersumber dari swadaya masyarakat dan bisa meningkatkan akses PAUD tanpa menguras anggaran,” katanya.

Nawal menegaskan, apresiasi kali ini diharapkan menjadi motivasi bagi seluruh guru PAUD agar terus berinovasi dan meningkat kreativitasnya sehingga tercipta PAUD yang holistik, integratif dan bermutu.*

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights