Ganjar Siap Gaspol UMKM Jateng ke Rusia
SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menargetkan agar produk UMKM Jateng tembus ke luar negeri, tidak terkecuali Rusia, untuk itu saat ini UMKM di provinsi ini tengah diberdayakan dengan kekuatan penuh.
Gubernur saat menerima kunjungan Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia, Mohamad Wahid Supriyadi pun langsung memerintahkan jajarannya untuk mendata beberapa produk yang bisa dijual di Rusia.
“Ini adalah kunjungan kedua Pak Dubes di sini. Saya memang tidak ingin cuma kunjungan, tapi apa yang bisa saya bawa ke Rusia. Bisa kita coba beberapa cara. UMKM sekarang kita lagi gas pol. Kalau kita punya klitikan-klitikan mereka pasti suka itu,” ujar mantan anggota DPR RI ini, Minggu (24/2).
Mengenai rencana pengembangan pasar di Rusia, gubernur menyampaikan setelah pendataan selesai, pihaknya bakal mengirimkan beberapa sampel produk untuk menguji tingkat ketertarikan.
Kalau perlu pihaknya mengirimkan tim advance untuk memastikan hal tersebut. Sebagaimana yang dia lakukan saat pameran di Jeddah, Arab Saudi. Tidak sekadar kunjungan, 13 kontrak perdagangan ditandatangani.
“Segala sesuatu yang memungkinkan, kalau bisa kita kirim sampel dulu. Kita pastikan dulu kita mau bicara kerja sama apa, yang menguntungkan kedua negara. Termasuk kesenian. Pada saat kita mau tanda tangan, harus ada tim advance yang menyiapkan. Kita punya potensi dan kapasitas ini, cocok atau tidak. Nah setelah itu kerja sama apa langsung go,” ujarnya.
Adapun dalam kunjungan Dubes tersebut Ganjar turut menerima cinderamata unik khas Rusia, Matryoshka. Jika biasanya boneka khas Rusia berisi boneka-boneka yang lebih kecil tersebut bergambar wanita cantik Rusia, cinderamata yang diberikan kali ini bergambar wajah Presiden RI, dari Soekarno hingga Joko Widodo.
Dubes RI untuk Federasi Rusia dan Republik Belarusia, Mohamad Wahid Supriyadi mengatakan Matryoshka bergambar Presiden RI tersebut cukup digandrungi warga Rusia. Selain ketenaran Presiden Joko Widodo, yang jadi magnet lain adalah gambar Presiden RI pertama, Soekarno.
“Matryoshka ini saya bawa dari Izmailovo. Ini sangat disukai warga di sana. Banyak hal tentang Indonesia disukai di sana,” ungkapnya.
Wahid mengatakan dari sekian banyak hal yang disukai warga Rusia dari Indonesia yang paling diminati adalah kerajinan, kesenian, fesyen dan kuliner. Hal itu dibuktikan saat pihaknya menggelar beberapa acara, di antaranya Bazar Indonesia dan Festival Indonesia di Moscow, April dan Agustus silam. Pengunjung bazaar itu juga membludak hingga 135 ribu orang.
“Tidak ada yang tidak laku di sana. Batik lurik, nasi goreng terkenal di sana. Sambal, wah di sana pada senang,” bebernya.
Karena antusiasme warga Rusia tersebut, jika semula acara diselenggarakan hanya di lahan enam hektare, tahun depan bakal diperluas sampai 16,5 hektare. Negara-negara lain akhirnya juga mengikuti jejak Indonesia dengan menyelenggarakan agenda serupa, seperti Jepang, India hingga Vietnam.
Wahid berharap, agenda tersebut menjadi pintu awal bagi Jawa Tengah mengirimkan berbagai produk unggulannya untuk ekspor ke Rusia.
“Tapi yang masuk ke sana jangan ecek-ecek. Jepara sudah kelas tinggi di sana. Makanan, tekstil, kerajinan, peluang besar. Karena orang Rusia suka nyoba-nyoba. Kuncinya sudah ada legalitas. Selain itu kuncinya di sana mereka harus didatangi, kalau mereka didatangi jadi lebih gampang,” tegasnya. (ZP/05)