PLN Gandeng ISSF, Ukur Dampak Sosial Ekonomi, Program Pengembangan Taman Wisata Semirang

0


WISATA SEMIRANG- PLN UIT JBT melalui Program TJSL PLN Peduli telah menyalurkan dana bantuan program pengembangan taman wisata semirang dengan total Rp 280 juta. Foto : ist/zonapasar.com

SEMARANG- Implementasi Program PLN Peduli pada Kawasan Taman Wisata Semirang sejak 2018 lalu telah membawa banyak perubahan. Perubahan tersebut tidak hanya berdampak pada kenaikan popularitas Taman Wisata Semirang, namun juga berdampak pada perubahan social ekonomi masyarakat disekitar Kawasan wisata tersebut.

Bekerjasama dengan Lembaga independent Indonesian Social Sustainability Forum (ISSF), PLN UIT JBT memotret perubahan tersebut dalam kegiatan Monitoring dan Evaluasi Program TJSL pada Oktober hingga November ini.

General Manager PLN UIT JBT, Sumaryadi menjelaskan, sejak 2018 lalu hingga saat ini, PLN UIT JBT melalui Program TJSL PLN Peduli telah menyalurkan dana bantuan program pengembangan taman wisata semirang dengan total Rp 280 juta. Bantuan tersebut disalurkan secara bertahap pada 2018, 2019, 2020 dan 2021 dengan mempertimbangkan evaluasi dan keberlanjutannya.

“Salah satu tujuan Kegiatan Monev ini adalah mengukur dan mengetahui bagaimana dampak secara social ekonomi Program kami pada masyarakat disekitar kawasan wisata. Kami berharap program kami banyak membawa cerita perubahan yang positif,” kata Sumaryadi.

Project Manager ISSF, Nurul Iman menjelaskan, kegiatan monitoring dan evaluasi program TJSL Taman Wisata Semirang dilakukan dengan 2 pendekatan, yakni melalui Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) dan melalui Pengukuran Social Return of Investmen (SROI). Pengukuran IKM mengukur tingkat kepuasan masyarakat penerima manfaat program TJSL dari PLN dengan membandingkan antara kinerja dan tingkat kepentingannya.

“Hasilnya, IKM terhadap keseluruhan kinerja program wanawisata Semirang memperoleh nilai konversi 92,25 dengan kategori Sangat Baik (Nilai A). Sementara untuk IKM tingkat kepentingan, mendapatkan nilai konversi 88,31 – 100 dengan kategori Sangat Penting (Nilai A),” ujarnya.

Sementara itu, Penghitungan nilai SROI menghitung manfaat yang diterima oleh stakeholder atau masyarakat pemangku kepentingan di Kawasan wana wisata, kemudian hasilnya dibandingkan dengan biaya program yang telah diinvestasikan. Hasilnya, diperoleh nilai SROI sebesar 3,54. Artinya, setiap Rp 1,- yang dikeluarkan oleh PLN memiliki manfaat sebesar Rp 3,54,-

“Program ini masuk dalam kategori layak untuk dilaksanakan, karena manfaat yang dihasilkan dari program lebih banyak daripada biaya yang dikeluarkan,” terang Nurul.

Hasil penghitungan dampak melalui nilai SROI tersebut sejalan dengan apa yang ada dilapangan. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan jumlah pengunjung Taman Wisata Semirang yang sangat signifikan.

Di tahun 2019 pendapatan dari penjualan tiket naik sekitar 319% dari pendapatan tahun 2018. Kemudian di 2020 pendapatan mengalami penurunan karena pengaruh pandemi covid dimana seluruh kawasan wisata harus ditutup. Selanjutnya, di 2021, pendapatan kembali meroket 420% lebih tinggi dari pendapatan di 2020.

“Salah satu program pengembangan yang berdampak penting adalah penyediaan akses listrik di kawasan wisata Semirang. Listrik tersebut kemudian mendorong pembuatan Kedai Kopi Kampung Atas,” tambah Sumaryadi.

Secara ekonomi, jumlah pengunjung yang naik secara signifikan berdampak bagi para pemangku kepentingan, diantaranya LMDH Semirang Indah sebagai pengelola kawasan tersebut, Pemerintah Desa Gogik, para banser, warga pemilik lahan parkir, serta para pedagang di kawasan wisata tersebut.(zav)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights