Terangi Sulteng, Kebahagiaan Tersendiri Bagi Para Relawan PLN

0

SEMARANG – Menjadi bagian dari tim untuk membantu memulihkan kondisi daerah bencana di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi Sulawesi Tengah bukanlah pekerjaan mudah bagi Tim

relawan tanggap darurat bencana PLN UID Jawa Tengah & DIY kloter pertama.
Terlebih dengan kondisi pasca bencana, tim harus berjuang keras untuk memulihkan jaringan listrik yang hancur akibat gempa dan Tsumani.
Namun bagi Tim PLN, kerja keras dan medan berat bukan menjadi kendal. Seluruh tim bekerja dengan cepat untuk agar sistem kelistrikan di wilayah bencana segera pulih dan masyarakat  bisa mendapatkan penerangan.
Berkat kerja keras tim relawan PLN, hampir 90% jaringan listrik di daerah terdampak bencana dapat dipulihkan. “Kami kerja keras dan kami bangga menjadi bagian dari tim ini. Dan ini akan menjadi hal pertama yang akan kami ceritakan kepada anak, istri, dan keluarga kami di rumah, bagaimana ayah dan suami mereka bekerja siang-malam memulihkan listrik untuk saudara saudara di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi,” kata salah satu tim relawan kami, Gesit Pambudiarto.
Gesit mengaku, dengan menjadi bagaian dari Tim Relawan, dirinya bersama dengan rekan-rekannya merasakan sendiri bagaimana suasana pasca bencana yang menimpa Sulawesi Tengah.
Jalan-jalan yang hancur, puing-puing bangunan berserakan, dan orang-orang yang berjuang melanjutkan hidup setelah kehilangan harta bendanya bahkan nyawa keluarga tercinta.
Awalnya Gesit merasa cemas dan takut ketika akan berangkat ke Palu, namun ketakutan itu sirna melihat semangat rekan relawan PLN yang lain.
“Setiap kita merasa lelah, semangat teman teman kita yang lain membuat rasa lelah itu hilang sekejap”, ujarnya.
Kehadiran tim relawan PLN di Sulawesi Tengah tidak semata mata untuk memulihkan kelistrikan saja, terkadang juga membantu warga yang terdampak bencana dengan dukungan moril.
“Suatu ketika kami sedang melakukan pekerjaan di satu tempat yang banyak anak-anak dan pastinya mengalami trauma hebat, rumahnya rubuh dan bahkan ada yang orang tuanya meninggal. Hal ini membuat saya terharu, saya merasa terpanggil untuk menghibur dengan bermain bersama anak anak ini”, tambah Gesit.
Menurut Gesit, warga yang terdampak gempa, sangatlah ramah. Mereka tak segan-segan untuk menghampiri tim yang sedang bekerja bahkan mejamu tim meski dengan suguhan seadanya.” Sungguh itu hal yang sangat luar biasa, lewat suguhan seadanya tersebut kami tahu maksud mereka adalah untuk berterima kasih,” ceritanya.
Manajer Pengendalian Sistem Operasi Distribusi PLN UID Jateng & DIY, Imbar Susanto Tim relawan PLN UID Jawa Tengah & DIY kloter pertama berangkat sejak tanggal 2 Oktober 2018 hingga tanggal 16 Oktober 2018.
Dia menyatakan, selama 14 hari di sana PLN UID Jawa Tengah & DIY bertugas telah berhasil memulihkan 7 Gardu Induk yang rusak akibat gempa,  45 Penyulang (Feeder), 101 MW daya tersedia dan menyediakan  77 Unit genset..
Imbar yang sekaligus menjadi ketua tim relawan menyampaikan apresiasi setinggi tingginya atas keikhlasan dan kesukarelaan tim relawan PLN UID Jawa Tengah & DIY.
“Ketika kami turun dari kapal, rasanya seperti menginjakan kaki di kota mati, senyap, sampah berserakan dimana mana. Di dalam kondisi kota yang senyap itu teman teman tetap berangkat ke lapangan”, tuturnya menceritakan kondisi Kota Palu saat tim tiba.
Imbar juga menambahkan beberapa kali kekuatan tim relawan diuji, sebanyak empat kali gempa susulan, bahkan yang terbesar mencapai 5,6 Skala Richter tidak menyurutkan semangat para relawan.
“Pada hari Selasa (16/10) kemarin, tugas para relawan PLN batch pertama telah purna dan kami senang bisa berkumpul lagi dengan keluarga, namun bukan berarti kepedulian kami  terhenti sampai di situ. Tidak. Doa akan senantiasa kami panjatkan untuk saudara saudara di Palu, Donggala, Sigi, dan Parigi,” tuturnya.
Selanjutnya tongkat estafet untuk pemulihan dilanjutkan oleh  tim relawan PLN Batch 2 untuk menyempurnakan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya. (Zp/04)
Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights