Wujudkan Green Campus, Udinus Edukasi Pengolahan Sampah Organik

0
Udinus memberikan sosialisasi komposter dalam pelatihan membuat pupuk kompos, Jumat (11/10/19), yang dilaksanakan di Gedung TK Tunas Rimba, Mangkang Semarang.

SEMARANG – Pengelolaan limbah organik sisa makanan dan dedaunan ternyata masih menjadi keresahan di lingkungan masyarakat.

Untuk mengatasi persoalan tersebut para dosen Fakultas Teknik (FT) Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) memberikan sosialisasi komposter dalam pelatihan membuat pupuk kompos, Jumat (11/10/19), yang dilaksanakan di Gedung TK Tunas Rimba, Mangkang Semarang.

Tim pengabdian masyarakat Udinus yang terdiri dari Dr Ir Dian Retno Sawitri, Dewi Agustini Santoso M.Kom, Dwi Nurul Izzhati, MT, Dr Herwin Suprijono, MT, Dewa Kusuma Wijaya, ST, M.Sc, Nur Islahudin MT, Dony Satriyo Nugroho M.Sc dan Dr. Ratih Setyaningrum, MT, terjun langsung untuk melatih masyarakat mengolah sampah organik.

Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Dian Retno Sawitri mengatakan, para dosen memberikan pelatihan ini sebagai inisiasi dari program Udinus green campus, yang berfokus dalam upaya pembenahan lingkungan agar membuat sampah memiliki nilai lebih dalam masyarakat.

Dalam keseharian masyarakat, lanjutnya memang limbah organik akan terurai dengan sendirinya. Namun hal ini memerlukan waktu yang cukup lama, sehingga jika tidak diolah limbah itu akan menimbulkan dampak negatif berupa aroma yang tidak sedap.

“Kami berharap pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos akan mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan. Nantinya masyarakat bisa lebih cermat dalam mengolah limbah organik,” jelas Dian.

Selain sosialisasi, mereka juga mempraktikkan secara langsung kepada 20 guru di PKG Gugus Anggrek, cara membuat komposter dengan cairan mikroorganisme EM4 yang dicampurkan ke dalam cacahan sampah organik pada sebuah drum komposter yang sudah disediakan.

Sementara itu, Kepala Sekolah TK Tunas Rimba sekaligus Ketua Gugus Anggrek Nur Aini S.Pd berharap kegiatan ini bisa diadakan berkelanjutan dan menjadi bekal para guru dalam menularkan gaya hidup sehat dan memiliki kepekaan dalam persoalan sampah.

“Melalui kegiatan yang diadakan ini kami bisa membuat sampah organik menjadi nilai lebih dengan memanfaatkannya menjadi pupuk kompos,” tutur Nur Aini. (ZP/07)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan