Bubur Samier, Kuliner Unik Semarang yang Tidak Boleh Kamu Lewatkan
SEMARANG- Mendengar kuliner khas Semarang, yang terbayang dibenak kita pastinya Lunpia atau Bandeng Juwana. Namun, siapa sangka selain kedua kuliner itu ada Bubur Samier yang ternyata jadi makanan khas Semarang dengan rasa yang lezat. Keberadaan bubur Samier sebetulnya telak ada sejak lama dan jadi kuliner unik yang wajib dicoba.
Berbeda dengan bubur lain yang biasanya disajikan di mangkuk, Bubur Samier ini dihidangkan menggunakan mangkuk Kerupuk Opak besar. Keunikan lain, bubur ini juga ditambah dengan guyuran kuah bumbu kacang.
Bubur Samier sebenarnya adalah perpaduan antara bubur hangat dengan beberapa lauk tambahan seperti mie, telur, cap cay, gorengan serta beragam lauk lainnya. Ada juga tambahan sayuran : kacang panjang, kangkung, dan bayam. Semua bahan tadi dicampur jadi satu di atas mangkuk krupuk Opak besar berbahan singkong.
Bagi pecinta kuliner, sebenarnya bisa memilih varian lauk dan jenis sayuran. Jadi bisa disesuaikan dengan selera lidah masing – masing. Secara tampilan, Bubur Samier memang mirip dengan pecel sehingga tidak jarang banyak yang menyebutnya Bubur Pecel Samier.
Ada cara menarik dan jarang diketahui orang untuk menikmati Bubur Samier ini. Caranya kamu bisa makan dengan mencuil kerupuk Opak dan dijadian sebagai cendok. Gimana tertarik?
Hanya Ada di Pagi Hari
Bagi kamu yang sudah penasaran, menemukan bubur Samier ini memang rada – rada sulit. Kamu hanya bisa menemukan bubur ini pada pagi hari di sekitaran pasar Bandungan, Kabupaten Semarang. Harga yang ditawarkan juga relatif murah, hanya Rp 3000 – 5000 kamu sudah bisa menjajal lezatnya Bubur Samier ini sambil menikmati udara sejuk di lereng Gunung Ungaran.
Selain di Pasar Bandungan, beberapa tempat lain yang juga menjual Bubur Samier ada di rumah makan Mbok Nah, lokasinya berada di Jalan Raya Lemah Abang KM 05, Bandungan, Kabupaten Semarang dan Bubur Pecel SpPc Bu Wiryo 1957 di Malioboro, Yogyakarta. Namun di dua tempat ini sudah tidak lagi menggunakan Kerupuk Opak sebagai mangkuknya, melainkan pakai mangkuk biasa. (ZP/05)