Kata Ganjar, Polemik Rokok Tidak Semata-mata Dilihat dari Kesehatan
KUDUS – Hari ke 12 waktu kampanye Pilgub Jateng 2018 Senin (26/2) cagub nomor 1 Ganjar Pranowo mengunjungi beberapa pabrik rokok (PR) di Kudus.
Menurut Ganjar Pranowo, industri rokok tidak hanya menjadi penopang ekonomi nasional, tapi lebih khusus menjadi sandaran hidup ribuan pekerja selama puluhan tahun. Karena itulah kebijakan pemerintah terhadap rokok dan tembakau harus mempertimbangkan banyak aspek tidak hanya ekonomi tapi juga sosial.
“Saya bertemu ibu-ibu yang jumlahnya ribuan. Mereka sudah puluhan tahun bekerja di sini, satu sama lain sudah seperti keluarga, pabrik rokok ini sudah menjadi gantungan hidup keluarganya turun temurun,” katanya.
Menurut Ganjar, jika soal rokok hanya memperhatikan alasan kesehatan, maka industri rokok akan tergencet bahkan bisa jadi tutup.
“Tapi kan tidak bisa begitu, bagaimanapun ada ribuan bahkan jutaan pekerja dan petani yang menggantungkan hidup dari sini,” ujarnya
Ada beberapa perusahaan yang dikunjungi Ganjar, diantaranya PT Djarum Kudus, PT Norojono dan Sukun.
Saat mengunjungi pabrik rokok PT Nojorono Ganjar menyempatkan bertemu para buruh pelinting rokok kretek yang seluruhnya perempuan dan rata-rata sudah berusia tua.
Salah satunya Rukati (58). Perempuan asli Kudus ini mengaku sudah 47 tahun bekerja sebagai buruh pelinting rokok. Ketika Ganjar mendekat, Rukati langsung berseru.
“Pak Ganjar, kemarin saya lihat njenengan di TV acara dangdutan,” kata Rukati.
“Lho kok ngerti,” sahut Ganjar
“Main ketoprak juga nggih pak,” sahut pekerja yang lain.
Selama setengah jam Ganjar berkeliling pabrik yang memiliki 2. 000 karyawan itu. Ia sempat mencoba membikin rokok. Dia melinting tembakau dengan diajari salah satu karyawan.
Setelah dua kali mencoba, kader PDI Perjuangan itu akhirnya berhasil. Hanya saja rokok kretek buatannya tidak sesuai ukuran standar.
“Ternyata susah, butuh keterampilan khusus, ibu-ibu ini hebat,” ujar Ganjar yang saat itu juga disertai istrnya Atiqah Ganjar. (zp/03)