50 IKM Ikuti Workshop e-Smart Kementerian Perindustrian di Semarang

0
Sebanyak 50 Industri Kecil dan Menengah (IKM) mengikuti Workshop e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderai Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian selama dua hari, Rabu-kamis 4-5 Juli 2018 di Hotel Allstay Semarang.

SEMARANG- Sebanyak 50 Industri Kecil dan Menengah (IKM) yang berasal dari sektor logam, mesin, elektronika dan alat angkut dari Semarang, Banyumas, Pati, dan Kudus, mengikuti Workshop e-Smart IKM yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderai Industri Kecil dan Menengah (Ditjen IKM) Kementerian Perindustrian di Hotel Allstay Semarang, Rabu (4/7).

Selama mengikuti workshop dari Rabu hingga Kamis 4-5 Juli 2018, pelaku IKM belajar berbisnis melalui sarana e-commerce dan juga mendapatkan sosialisasi program-program Kementerian Perindustrian seperti restrukturisasi mesin peralatan dan SNI.

Selain itu untuk pemantapan, diberikan materi strategi pemasaran online dari ldEA dan juga pengembangan produk melalui perbaikan proses bisnis, bahkan diperkenalkan juga aplikasi pencatatan keuangan dari Bank lndonesia.

Direktur IKM LMEA, Endang Suwartini mengatakan, pemberdayaan IKM melalui teknologi digital merupakan salah satu prioritas dalam peta jalan lndonesia menuju era industri generasi ke-4, dimana teknologi digital dimanfaatkan sepenuhnya dalam proses produksi untuk mencapai efisiensi yang maksimal.

“Menjadi IKM di zaman now harus update dengan teknologi, untuk itu Kementerian Perindustrian berupaya melakukan edukasi pentingnya teknologi digital, manajemen keuangan yang baik, serta produk yang memenuhi standar,” kata Endang.

Dijelaskan, sejak diluncurkan pada 27 Januari 2017 yang lalu, workshop e-Smart IKM telah diikuti oleh 2630 peserta dan membukukan nilai transaksi online sebesar Rp 600 juta.

“Tahun ini target kami 4.000 IKM di seluruh Indonesia ikut e-Smart IKM sehingga setidaknya ada 12.000 produk IKM masuk dalam marketplace,” imbuhnya.

Ditambahkan, e-Smart lKM ini juga akan menjadi sistem database yang tersaji dalam profil industri, sentra, dan produk yang nantinya akan menjadi salah satu bahan analisa pembuatan kebijakan dalam pembinaan IKM.

“Seperti data kebutuhan bahan baku IKM, mesin peralatan atau teknologi yang dibutuhkan IKM dapat kami ketahui dari database yang telah dihimpun,” jelasnya.

Ia melanjutakan, program ini tidak hanya berhenti setelah mengikuti workshop, namun Kementerian Perindustrian menyiapkan juga program pendampingan.

Kepala Disperindag Jateng, M Arif Sambodo menambahkan, seusai workhsop para peserta IKM diharapkan bisa mandiri serta tahu bagaimana cara memperluar pasar lewat e-Smart sehingga bisa menambah pendapatan.

“Harapan kita tentu pelaku IKM kian mandiri. Dan untuk pemasaran sekarang bisa kerjasama dengan market place, sehingga mereka punya ruang promosi produk mereka,” pungkasnya. (ZP/05)

Tinggalkan pesanan

email kami rahasiakan

Verified by MonsterInsights