Pak Dirman Blak-blakan soal Uang Mahar ke Parpol Pengusung
SEMARANG – Penetapan bakal calon kepala daerah, termasuk bakal calon gubernur dan wakil gubernur oleh partai politik tak jarang langsung diiringi dengan kabar adanya uang mahar politik. Dimana sang bakal calon diminta untuk menyerahkan sejumlah uang kepada parpol yang mengusungnya.
Kabar soal mahar politik yang sekarang lagi ramai adalah soal pengakuan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur La Nyala Mahmud Mattalitti, yang mengatakan telah diminta uang mahar politik sebanyak Rp 40 M oleh Ketua Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk memuluskan rekomendasi bagi La Nyalla “nyagub” di Jatim. Karena keberatan, akhiranya La Nyala menolak permintaan itu dan menyatakan keluar dari Gerindra. Buntut dari hal ini, Bawaslu Jatim akan malakukan pemanggilan La Nyala klarifikasi.
Bagaimana pengakuan Sudirman Said perihal mahar politik? Bakal calon gubernur Jawa Tengah yang yang biasa disapa Pak Dirman ini menyebut pencalonan dalam Pilkada Jawa Tengah 2018 melalui proses yang berkualitas. Komunikasi yang dibangunnya dengan partai-partai pendukung, seperti Gerindra, PAN, PKS, juga PKB bicaranya soal idealisme, soal bagaimana membangun koalisi untuk memajukan Jateng.
“Saya bersyukur dapat berpartisipasi dalam Pilkada Jateng ini dengan proses yang berkualitas. Semua Parpol pendukung bicaranya idealisme dan visi membangun Jateng dan membangun Bangsa. Tidak ada satupun parpol pendukung bicara uang, apalagi mahar (politik),” papar Pak Dirman, Sabtu (13/1) di sela-sela pemeriksaan kesehatan di RS Kariyadi, Semarang.
Hanya saja, Mantan Menteri ESDM ini menyadari dalam proses pilgub mulai awal sampai selesai memang ada konsekuensi biaya yang harus dikeluarkan oleh kandidat, yang tidak mungkin dibebankan kepada partai pengusung. Seperti biaya kampanye, saksi, dan biaya operasional tim pemenangan.
“Saya mendiskusikan itu dengan masing-masing partai politik pendukung. Tetapi sama sekali tidak ada pembicaraan tentang mahar politik,” terang bakal calon gubernur yang dipasankan dengan Ida Fauziah ini.
Pak Dirman selalu mengatakan kepada partai pendukungnya bahwa dia bukanlah orang yang memiliki kecukupan finansial untuk membiaya pencalonannya dalam Pilkada. Namun dia mengetuk hati para pendukungnya yang tulus ikhlas.
“Alhamdulillah saya bisa berproses sejauh ini karena dukungan dan bantuan dari sahabat dan kolega yang ikhlas membantu saya, baik moril maupun materil. Jadi adanya saweran (dari kolega) bukan mahar politik,” ungkap Pak Dirman.
“Jumlah yang menyumbang banyak, jadi semacam saweran dari banyak orang,” tegasnya. (ZP03)